stilah “safety first” bukan sesuatu yang asing di kehidupan sehari-hari. Istilah ini bila diterjemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi “Utamakan Keselamatan”. Mungkin frase ini mirip dengan slogan salah satu BUMN yang bergerak di bidang transportasi kereta api. Slogan-slogan seperti ini memang sangat posisitf karena tersirat nilai pendidikan kepada masyarakat bahwa keselamatan itu memang yang nomor satu, dan ketepatan waktu, pelayanan dsb merupakan nomor-nomor yang kesekian walaupun tetap penting. Namun apa industri benar-benar memeperlakukan “safety” menjadi yang nomor satu?
Performa Industri: Quality, Productivity, Safety, Cost. Manakah yang perlu diprioritaskan?
Banyak sekali metode-metode yang dapat dipakai untuk mengukur performa suatu industri. Faktor-faktor atau indikator-indikatornya pun beragam dan bervariasi seperti PQCDSM dsb, namun dari banyak variasi tersebut ada empat indikator yang bisa dibilang sering mucul atau dilibatkan di setiap metode yakni Quality, Productivity, Safety, dan Cost. Secara ringkas dapat disebutkan bahwa performa akan naik jika quality, productivity, dan safety naik dan cost turun. Untuk lebih jelasnya akan diterangkan sebagai berikut:
Quality
Berbicara tentang kualitas; reject, defect, human error, merupakan kesalahan kerja yang kerap terjadi dan tentu berpengaruh terhadap kualitas. Bahan baku yang tidak memenuhi standar sering memerlukan perlakuan khusus yang menyimpang dari SOP. Penurunan kualitas merupakan ancaman yang membahayakan bagi kelangsungan perusahaan. Kualitas yang mengecewakan dapat menyebabkan konsumen berpaling ke produk pesaing.
Productivity
Produktivitas merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan suatu industri atau perusahaan dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Tingkat produktivitas yang dicapai merupakan indikator seberapa efisien perusahaan dalam mengkombinasikan sumber daya ekonomisnya saat ini.
Safety
Kondisi safety yang kurang baik kerap dikaitkan dengan kelelahan kerja, lingkungan pabrik tidak teratur, pabrik kotor, bising, berpolusi, dipenuhi limbah, berisiko terjadinya kebakaran, gizi tidak memenuhi kalori kerja, kesehatan lingkungan dan sebagainya. Kondisi buruk seperti ini dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja.
Cost
Pembengkakan cost di sejumlah lini kerja banyak terjadi. Di samping fluktuasi harga bahan baku yang berasal dari pengaruh eksternal, internal activity merupakan penyebab pembengkakan cost. Hal tersebut dapat menurunkan daya jual kompetitif. Kualitas baik dan harga rendah merupakan penekanan yang umumnya dilakukan para investor pada pengelola perusahaan. Maksudnya, tidak boleh ada cost yang keluar dengan tidak terencana.
Sekarang muncul pertanyaan, manakah diantara indikator-indikator tersebut yang paling penting dan bagaimanakah prioritasnya? Jawaban dari pertanyaan tersebut tentunya akan bervariasi tergantung dari budaya orang atau perusahaan tersebut. Namun disini perlu diketahui bahwa perusahaan otomotif terkemuka di dunia yang menjadi kiblat oleh berbagai industri dan bisa dibilang menjadi perusahaan nomor 1 dibidangnya telah menjadikan safety sebagai prioritas utama mereka. Secara rinci mereka mengurutkan dari yang paling prioritaskan yakni safety, quality, productivity, cost. Ya, benar, safety berada di tempat teratas bahkan mengungguli quality, productivity, dan cost. Hal ini sejalan dengan slogan “safety first” yang kerap muncul di lingkungan industri yang dalam bahasa Indonesia berarti “utamakan keselamatan” yang maknanya adalah menempatkan keselamatan di atas segala-galanya. Apakah hal tersebut semata-mata hanya untuk kepentingan menaikan citra kemanusiaan di perusahaan agar perusahaan mendapat image yang baik? Jawabannya mungkin adalah tidak. Memang dalam safety ada nilai kemanusiaan yang memang harus diutamakan, tapi dilain pihak ternyata dengan peningkatan safety juga akan memberikan pengaruh berupa perbaikan pada indikator-indikator lainnya seperti quality, productivity, dan menghemat cost dan ini sudah banyak dibuktikan oleh banyak perusahaan. Mungkin ini sebabnya mengapa safety paling diprioritaskan, karena dengan “mengangkat” safety maka indikator-indikator lainnya secara “otomatis” juga akan ikut “terangkat” dan secara keseluruhan performa akan meningkat. Selengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar